Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

PERTANIAN BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE AGRICULTURE)

Defenisi Pertanian Berkelanjutan 
Pertanian berkelanjutan adalah suatu cara bertani yang mengintegrasikan secara komprehensif aspek lingkungan hingga sosial ekonomi masyarakat pertanian. Dalam SPI dikemukakan bahwa pertanian berkelanjutan bertujuan untuk memutus ketergantungan petani terhadap input eksternal dan penguasa pasar yang mendominasi sumber daya agraria. Sehingga para petani dapat menata ulang struktur agraria dan membangun sistem ekonomi pertanian yang sinergis antara produksi dan distribusi dalam kerangka pembaruan agraria. 

Kriteria Pertanian Berkelanjutan
a.    Tingkat lokal (petani)
1)        Dapat mempertahankan sumber alam sebagai penunjang produksi tanaman untuk jangka panjang, dengan cara:
·      Mengontrol erosi dan memperbaiki struktur tanah
·      Mempertahankan kesuburan tanah dengan cara menjaga keseimbangan hara
·      Mengusahakan diversifikasi tanaman di lahannya
2)        Dapat mempertahankan produktivitas lahan dengan tenaga kerja yang cukup:
·      Swa-sembada penyediaan pangan, kayu bakar dan hasil sampingan lainnya
3)        Dapat mengatasi risiko gagal panen akibat musim yang kurang cocok, hama, penyakit, gulma dan turunnya harga pasaran, melalui:
·      Mempertahankan diversifikasi (setiap komponen dengan kelebihannya masing- masing)
·      Mampu bertahan bila mengalami kegagalan dalam produksi
4)        Dapat menyediakan dan memberikan peluang untuk perbaikan dan pengembangan:
·      Penelitian pada tingkat petani untuk mendapatkan teknologi yang dibutuhkan
·      Paket teknologi yang cocok untuk berbagai kondisi

b.    Tingkat Regional (desa)
1)        Tidak ada efek negatif terhadap lingkungan, misalnya:
·      Tidak ada erosi atau pengendapan dan pendangkalan pada sungai dan danau
·      Tidak ada pencemaran air tanah maupun air permukaan
·      Tidak terjadi pencemaran yang berkaitan dengan agroindustri
2)        Tidak terdapat 'kelaparan' tanah (yang berkaitan dengan A dan B):
·      Tidak ada perambahan terhadap sumber daya hutan dan suaka alam

c.    Tingkat Nasional/Global
1)   Tidak ada ketergantungan terhadap sarana produksi yang berasal dari industri ataupun bahan import
2)   Tidak menimbulkan masalah emisi gas yang dapat merubah komponen iklim.

Penerapan Pertanian Berkelanjutan
Pelaksanaan pertanian berkelanjutan bersumber dari tradisi pertanian keluarga yang menghargai, menjamin dan melindungi keberlanjutan alam untuk mewujudkan kembali budaya pertanian sebagai kehidupan. Dalam pelaksanaannya pertanian berkelanjutan identik dengan pertanian organik (http://www.spi.or.id). Salah satu daerah yang menerapkan sistem pertanian organik adalah Dusun Pomahan, Paingan, Yogyakarta.
Sawah warga Dusun Pomahan, Paingan adalah sawah yang menggunakan sistem pengairan irigasi, meskipun tetap menggunakan air hujan sebagai sumber air pada musim hujan. Sistem pengairan di sawah-sawah tersebut disiasati dengan membuat parit kecil di sepanjang sawah, air parit tersebut berasal dari embung Tambak Boyo. Pengairan ini dilakukan secara bergilir pada setiap petak sawah warga. Warga menggunakan sistem rotasi dalam pembudidayaan tanaman, dimana dalam setiap musimnya warga menanami tanaman yang berbeda. Karena sistem tanam yang yang bergilir maka sistem irigasi untuk setiap tanamanpun berbeda. Untuk sawah yang ditanami padi sistem pengairannya dengan menggenangi sawah, sedangkan sawah yang ditanami cabe, jagung, kacang tanah, dan sebagainya diairi dengan membuat parit kecil yang juga berfungsi sebagai batas bedeng untuk sistem pengairan dan daerah serapan air bagi tanaman tersebut.
Sistem perawatan sawah warga Dusun Pomahan adalah dengan menyiangi tanaman pokok dari gulma atau tumbuhan lain yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman pokok. Penyiangan ini dilakukan secara terus menerus (continue), sehingga tanaman pokok selalu terbebas dari gulma atau tanaman lain yang dapat menggangu pertumbuhannya. Selain itu untuk menghidarkan tanaman pokok dari serangan hama berupa insekta, petani Dusun Pomahan membuat pulutan yang dapat menarik serangga sehingga hama serangga tersebut menempel pada botol yang telah diolesi dengan pulutan. Kemudian sistem perawatan lainnya adalah dengan membuat bedeng yang dibungkus dengan mulsa agar tanah terhindar dari gulma dan untuk pengamanan pupuk organik maupun kimia yang telah dicampurkan dengan tanah bedeng. Bedengan ini bertahan sekitar 6 bulan, dan tanaman yang ditanam dibedengan tersebut dapat dipanen 2 kali dalam setiap periode tanam (± 3 bulan). Untuk perawatan tanaman cabe warga menghilangkan tunas agar tanaman dapat tumbuh subur dan tinggi.
Sistem peremajaan lahan untuk tanaman padi berbeda dengan sistem peremajaan lahan untuk tanaman cabe, tomat, kacang tanah, dan lain-lain. Untuk penanaman padi, setelah masa panen berakhir, sisa-sisa tanaman yang tidak digunakan akan dibiarkan membusuk di lahan untuk mengembalikan kesuburan tanah. Selain itu sebelum menanami lahan tersebut dengan tanaman padi, terlebih dahulu tanah di lahan tersebut di bajak untuk memperbaiki struktur tanah. Sedangkan untuk tanaman lain seperti palawija, peremajaan lahan dilakukan dengan cara dicangkul kemudian dibuat bedengan sebagai tempat penanaman. Bedengan ini diberi pupuk organik maupun anorganik, kemudian bedengan tersebut ditutupi dengan mulsa.
Untuk tanaman padi pola lajur teratur seperti tampak pada gambar di bawah, jarak tiap tanaman ± 5 cm. Sedangkan untuk tanaman palawija (cabe) pola penanaman juga teratur, namun jarak tiap tanaman lebih renggang dibandingkan jarak tanaman padi, yaitu ± 10 cm.


DAFTAR PUSTAKA
Pemecahan Masalah. Diunduh diwww.worldagroforestry.org/sea/Publications/.../BK0028-04-3.pdf  pada 23 November 2012
Konsepsi SPI tentang Pertanian Berkelanjutan berbasis keluarga petanidiunduh di http://www.spi.or.id/?page_id=549pada 23 November 2012
Sudirja,Rija. PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN BERBASIS SISTEM PERTANIAN ORGANIKI . Diunduh di www.pustaka.unpad.ac.idpada 23 November 2012

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Konservasi Tanah & Air


Konservasi Tanah & Air
A.  Konservasi Tanah
Konservasi tanah adalah suatu upaya untuk mencegah degradasi lahan akibat erosi oleh aliran air, perubahan unsur kimia sebagai akibat dari penggunaan zat kimia pada lahan pertanian dan limbah rumah tangga, serta pencemaran tanah akibat salinasi. Konservasi tanah bertujuan untuk merehabilitas lahan kritis, mempertahankan kesuburan tanah, dan meningkatkan fungsi hidrologis tanah. Ada tiga macam metode yang digunakan dalam konservasi tanah, yaitu:
1.    Metode vegetatif
Metode ini digunakan untuk mengelola lahan miring, dimana lahan tersebut ditanami dengan suatu tanaman tertentu sebagai sarana untuk mengkonservasi lahan. Tanaman yang digunakan tersebut disebut tanaman penutup tanah, tanaman penutup tanah ini selain berfungsi untuk mencegah erosi juga dapat berperan untuk memperbaiki struktur tanah, menambah bahan organik tanah, mencegah proses pencucian unsur hara, serta mengurangi fluktuasi temperatur tanah.
Tanaman yang digunakan dalam metode vegetatif harus mampu berkembang dengan baik, memiliki banyak daun, mudah dikembangbiakkan, memiliki akar yang mengikat ke dalam tanah tetapi tidak mengganggu jalur nutrisi tanaman pokok, tahan penyakit dan kondisi kering, tidak berduri atau bersulur, dan tahan pangkasan. Beberapa contoh penerapan metode vegetatif adalah cover crop, countur planting, menanam tanaman dengan lajur berselang-seling di lereng dengan kemiringan 6% - 10%, crop rotation, reboisasi, dan penanaman rumput di saluran pembuangan.

2.    Metode mekanik
Metode mekanik digunakan untuk mengelola tanah darat (lahan tegalan) dengan menggunakan sarana fisik seperti tanah dan batu. Tujuan pemberian sarana fisik ini adalah untuk memperlambat aliran air permukaan, mengurangi erosi, serta menampung dan mengalirkan aliran air permukaan. Beberapa contoh pengaplikasian metode ini adalah pengolahan tanah berkontur, pengolahan secara minimum, mengatur alur angin, dan adanya rotasi tanaman. 

3.    Metode kimia
Metode konservasi secara kimia merupakan suatu cara konservasi tanah dengan memanfaatkan soil conditioner atau bahan-bahan yang dapat meningkatkan permeabilitas tanah. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki struktur tanah sehingga tanah akan tetap resisten terhadap erosi. Metode konservasi  jenis ini biasanya dilakukan pada lahan pertanian dan perkebunan yang baru dibuka.

B.  Konservasi Air
Konservasi air merupakan upaya untuk mengatur penyediaan air khususnya pada saat musim kemarau dengan meningkatkan volume air tanah untuk  memperbesar daya simpan air. Contoh konservasi air adalah embung dan dam parit.
1.    Embung merupakan waduk berukuran mikro di lahan pertanian yang dibangun untuk menampung kelebihan air di musim hujan. Air yang ditampung tersebut selanjutnya digunakan sebagai sumber irigasi pertanian di musim kemarau atau di saat curah hujan makin jarang.
2.    Dam parit merupakan suatu bangunan konservasi air berupa bendungan kecil pada parit-parit alamiah atau sungai-sungai kecil yang dapat menahan air dan meningkatkan tinggi muka air untuk disalurkan sebagai air irigasi.


Konservasi air dan tanah sudah banyak diterapkan di berbagai daerah, salah satu daerah yang melakukan konservasi tanah dan air adalah Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur. Beberapa masyarakat di Kabupaten Kutai Barat, khususnya warga Tanjung Isuy menerapkan metode konservasi air berupa pembuatan embung yang kemudian digunakan untuk irigasi lahan pertanian. Warga membuat kolam yang besar untuk menampung air hujan agar pada musim kemarau lahan tetap mendapatkan asupan air yang cukup. Sedangkan untuk konservasi lahan yang diterapkan masyarakat di Kabupaten Kutai Barat adalah penanaman tanaman  tumpang (selingan) yang dapat mencegah erosi, namun tanaman ini tidak mengganggu penyerapan air tanaman pokok. Contohnya adalah penanaman singkong yang berdampingan dengan penanaman cabe. Tanaman singkong digunakan untuk membantu menyuburkan tanah dan mencegah erosi pada lahan pertanian cabe.
Gb. 1 Embung 
Tumpang Sari
Daftar Pustaka
Admin. 2011. Konservasi Air Dalam Menanggulangi Kelangkaan Air. Diunduh di http://grobogan.go.id/info-daerah/artikel/332-konservasi-air-dalam-menanggulangi-kelangkaan-air.html pada 9 November 2012
Anonim 1 .2011. Konservasi Air. Diunduh di http://cybex.deptan.go.id/konservasi-air pada 9 November 2012
Anonim 2. Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung.  Diunduh di http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/embung/  pada 9 November 2012
Aidiya MJ. 2011. Metode Konservasi Tanah dan Air. Diunduh di http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/03/metode-konservasi-tanah-dan-air.html pada 9 November 2012
Fianti, Chandra Retno. 2011. Metode Konservasi Air. Diunduh di http://ari-panggih.blogspot.com/2011/12/metode-konservasi-air.html pada 9 November 2012 


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ost.Dream High